Risalah Tentang Hadits-hadits Bulan Muharam
RISALAH TENTANG HADITS-HADITS BULAN MUHARAM
Mengambil Pelajaran Dari Pergantian Hari dan Tahun Baru
Allah Azza wa jalla berfirman dalam kitab -Nya:
قال الله تعالى: إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ [ال عمران: ١٩٠]
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. [al-‘Imran/3: 190].
Dalam ayat -Nya yang lain Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: إِنَّ فِي ٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ ٱللَّهُ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَّقُونَ [يونس : ٦]
“Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa”. [Yunus/10: 6].
Dalam kesempatan yang lain Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: يُقَلِّبُ ٱللَّهُ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبۡرَةٗ لِّأُوْلِي ٱلۡأَبۡصَٰرِ [النور : ٤٤]
“Allah membolak-balikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan”. [an-Nuur/24: 44].
Di dalam ketiga ayat di atas Allah Subhanahu wa ta’ala mengabarkan kepada kita tentang ayat-ayat kauniyah (alam semesta -pent) yang menunjukan akan kesempurnaan ilmu dan kekuasaan Allah Azza wa jalla, menunjukan kepada hikmah dan rahmat Allah Subhanahu wa ta’ala kepada makhluk-Nya, diantaranya yaitu pergantian malam dan siang, yang silih berganti, pergantian keduanya menjadikan hari ada yang pendek dan panjang, merubah musim menjadi musim panas, dingin dan sedang, dan tidak lah hal itu ada melainkan untuk memberi kemaslahatan yang sangat besar bagi penduduk bumi seluruhnya. Semua itu adalah bagian dari nikmat-nikmat Allah Ta’ala dan bentuk kasih sayang Allah Azza wa jalla kepada ciptaan-Nya, yang tidak mungkin bisa di pahami kecuali oleh orang-orang yang masih mau menggunakan akal sehatnya dan memiliki penglihatan, yang mana mereka mengerti hikmah Allah Ta’ala manakala menciptakan malam dan siang, serta menciptakan matahari dan bulan. Mereka juga memahami perubahan waktu, bulan dan tahun, perubahan malam dan siang yang silih berganti menjadi hari-hari yang panjang.
Dan Allah Ta’ala menjadikan malam dan siang sebagai tambang untuk digali padanya amalan-amalan sholeh, sebagai bekal dalam menghadapi kematian dan kehidupan akhirat yang kekal, jika salah satu dari keduanya (matahari dan bulan) telah berlalu maka akan digantikan hari yang baru, sebagai cambuk bagi orang-orang yang memiliki semangat tinggi dalam kebajikan untuk mengerjakan kebaikan sebanyak mungkin, pemacu mereka dalam ketaatan, maka siapa yang tidak mendapati berkahnya pada waktu malam ia akan mendapati pada siang harinya, siapa yang ketinggalan di waktu siang maka ia akan mendapatinya pada malam harinya. Allah Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: وَهُوَ ٱلَّذِي جَعَلَ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ خِلۡفَةٗ لِّمَنۡ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوۡ أَرَادَ شُكُورٗا [الفرقان: ٦٢]
“Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur”. [al-Furqaan/25: 62].
Seharusnya bagi seorang mukmin untuk bisa mengambil pelajaran dari berjalannya siang dan malam, sesungguhnya malam dan siang akan selalu mengisi hari-hari baru, akan mendekatkan sesuatu yang jauh, akan memangkas umur, menjadikan anak kecil menjadi tua, akan menjadikan orang tua hilang di telan zaman, dan setiap waktu yang di lewati oleh anak cucu Adam, maka sesungguhnya pada hakekatnya sedang menjauhkan dirinya dari kampung dunia dan mendekatkan dirinya pada kampung akhirat.
Maka orang yang beruntung adalah orang yang mau mengoreksi dirinya sendiri, berpikir tentang umurnya yang telah dihabiskan, lalu menggunakan waktunya dengan sesuatu yang bisa bermanfaat bagi agama dan dunianya, dan siapa yang lalai tentang dirinya maka dia akan di potong oleh waktunya, sehingga semakin jauh ketinggalan, dan semakin besar kerugiannya, kita berlindung kepada Allah Ta’ala dari menyia-yiakan dan meremehkan waktu.
Dan kita pada hari-hari ini baru saja meninggalkan tahun yang lama, tahun yang menjadi saksi akan perbuatan kita, kemudian kita sambut datangnya tahun baru. Maka yang menjadi kewajiban bagi kita adalah untuk selalu mengoreksi jiwa-jiwa kita, siapa yang mendapati dirinya (pada tahun yang lalu) memiliki kekurangan dalam mengerjakan kewajiban maka segera bertaubat kepada Allah Azza wa jalla serta memperbaiki kewajiban yang telah di tinggalkanya, dan apabila ia mendapati telah berbuat dzolim pada dirinya sendiri dengan menjalankan larangan Allah Ta’ala dan Rasul -Nya, maka wajib baginya untuk segera meninggalkan perbuatan dosa tersebut sebelum ajal datang menjemputnya. Kemudian siapa yang mendapati dirinya di karuniai oleh Allah Ta’ala untuk bisa tetap istiqomah, maka cepatlah ucapkan pujian syukur kepada-Nya dengan di iringi do’a, meminta supaya di teguhkan dalam istiqomahnya sampai kematian datang kepadanya.
Introspeksi diri ini bukan hanya terbatas pada hari-hari ini saja, namun ia dibutuhkan pada setiap waktu sepanjang hayat, karena siapa yang mau membiasakan dirinya berintrospeksi maka keadaanya akan menjadi lurus, amal sholehnya terus membaik, sebaliknya siapa yang enggan untuk mengoreksi dirinya maka keadaanya pun semakin memburuk, amal perbuatan yang dikerjakanya pun menjadi rusak.
Dan termasuk hal yang sangat disayangkan bahwa kebanyakan dari manusia jika tahun baru datang maka ia memulai dengan kesungguhan dan keinginan yang kuat dan jujur untuk memperbaiki keadaan dirinya untuk menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya, kemudian berlalu padanya hari demi hari, bulan demi bulan sampai genap menjadi satu tahun sedangkan keadaannya tidak ada perubahan, sama seperti tahun sebelumnya, amal kebajikanya tidak bertambah, tidak melakukan taubat dari kesalahan-kesalahannya, maka ini adalah termasuk kegagalan dan kerugian baginya.
Ya Allah jadikanlah akhir dari amal perbuatan kami kebaikan, dan jadikanlah kebaikan bagi penghujung umur-umur kami, dan sebaik-baik hari-hari yang telah kami lewati adalah hari bertemu dengan-Mu, Ya Allah muliakan lah kedudukan kaum muslimin dengan sebab mentaati-Mu, dan jangan rendahkan mereka dengan sebab maksiat yang telah mereka lakukan pada-Mu. Ya Allah jadikanlah tahun baru ini dan yang akan datang sebagai tahun yang sejahtera, aman, sentosa, mulia dan pertolongan bagi umat Islam dan kaum muslimin, limpahkanlah pada kami nikmat-nikmat-Mu, dan berilah kami rizki untuk bisa mensyukurinya. Sholawat serta salam semoga Allah Ta’ala mencurahkan kepada Nabi kita Muhammad Sholallahu ‘alaihi wa sallam.
- Anjuran Untuk Sedikit Mengumpulkan Harta
- Keutamaan Bulan Allah Muharam
- Hari Asyura Dalam Sejarah
- Hikmah Disunahkannya Puasa Hari Asyura
[Disalin dari رسالة في أحاديث شهر الله المحرم Penulis : Syaikh Abdullah Sholeh al-Fauzan. Penerjemah Abu Umamah Arif Hidyatullah. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/84678-risalah-tentang-hadits-hadits-bulan-muharam.html